CERMIN
tak ada yang
berubah meski kenangan sudah berhasil kau kemas dan luka tak lagi membuatmu
cemas. sebab kepergian selalu terasa nyata dan kesepian selalu mencari teman.
di depan cermin ada sejarah yang mengulang-ulang dirinya, memanggilmu dari
kejauhan. aku bersembunyi di sudut lain membiarkanmu menatap wajah yang selama
ini bertarung dengan ragu: benarkah sejauh ini pernah ada kita di situ?
tak ada yang
terganti meski ingatan tergulung rapi dan kau sudah menyediakan ruang yang lain
lagi. sebab raung yang kau peram selalu memantulkan diri setiap kali kau mulai
meraba pipi: di depan cermin kau membayangkan tanganku mengusap lagi wajahmu,
menyentuh kembali kenangan itu. ada yang mengalir di pipimu tapi bukan airmata.
seperti ingatan yang mencair dan mencari rumah. rindu yang pergi dan pulang
ingin sekali rebah.
tak ada rumah
yang kau ingat di balik cermin itu. sebab tak pernah ada kau dan aku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar